Bapak sudah lama meninggal dunia, sekarang hanya saya yang bisa merawat Mbah yang sedang sakit -Ucap Ibu Solinem
Dirumah inilah Ibu Solinem tinggal berdua dengan sang ibu. Rumah berdinding papan dan lantai yang berlapis tanah ini menjadi saksi bisu manis juga pahit kehidupan anak dan ibu tersebut.
Mbah Ngadih (88 tahun) sudah tidak bisa beraktivitas kembali dimasa tuanya. Mbah ngadinah sering sekali merasakan sakit-sakitan dan untuk penglihatannyapun sudah semakin berkurang.
Untuk bertahan hidup, Ibu Solinem jualan sayuran keliling dari tetangga untuk nantinya dijual Rp 2.000 per ikat.
“Seikat sayur yang laku, untung buat saya 500 perak, mas. Kalau semuanya habis, saya dapet Rp 25.000, pernah juga cuma laku 3 ikat”, lanjut ibu Solinem.
Sewaktu itu, pandangannya tiba-tiba kabur, kepalanya merasa sakit dan tubuhnya lemas. Ibu Solinem terjatuh di jalan, begitu pun dengan sayuran yang ia bawa, jatuh dan kotor yang sudah tak layang lagi untuk dijual.
“Saya pengen banget dagangan selalu laku biar kami bisa makan.. Kadang kalau gak bisa beli beras, kami makan pakai ubi pemberian tetangga yang harus saya hemat juga buat 3 kali makan” tutur ibu Solinem.
Sahabat, berkenankah kamu membantu ibu Solinem mewujudkan impiannya? Berikan sedekah terbaikmu dengan cara:
Belum ada Fundraiser